Senin, 11 Juli 2011

daftar gunung di indonesia

gunung rinjani

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.



1 .Topografi

Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004. Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak. Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan

 2 .Pendakian

Rinjani saat meletus pada tahun 1994
Gunung Rinjani Terletak di pulau Lombok, Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok.
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di senaru, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.m more info www.info2lombok.com

Gunung sumbing


Gunung Sumbing merupakan gunung bertipe strato (kerucut), dengan ketinggian 3.371 m dpl. Gunung ini terletak di kawasan kabupaten Wonosobo, tepatnya di daerah Temanggung, Jawa Tengah. Kondisi puncaknya terdiri atas tebing batu cadas yang menjulang tinggi dan disekitarnya banyak dijumpai kawah - kawah kecil yang mengeluarkan asap belerang. Puncak Gunung Sumbing terdiri atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 m dpl dan puncak Kawah, dengan ketinggian 3.372 m dpl.
Lereng Gunung Sumbing merupakan salah satu kawasan yang rawan tanah longsor karena terlalu luas dieksploitasi lahannya untuk ladang tembakau dan sayur - sayuran. Menurut ahli konservasi dari UGM lereng Gunung Sumbing mempunyai tingkat erosi yang paling tinggi diantara gunung-gunung yang berada di sekitarnya sehingga bila kita mendaki gunung ini sejauh mata memandang akan terlihat hampir separuh lereng gunung sudah merupakan daerah perladangan.
Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat satu jalur utama yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo. Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki sebelah kanan Gunung Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro. Masyarakat desa ini sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani. Jumlah penduduk desa Garung juga tidak terlalu banyak tapi kelihatan sangat makmur.
Desa Garung (1.543 m dpl) merupakan desa terakhir menuju ke puncak Gunung Sumbing, dapat dengan mudah kita capai karena letaknya yang dilalui jalur Bus/minibus dari arah Magelang menuju ke Wonosobo atau sebaliknya.
Dari Magelang kita naik bus jurusan ke Wonosobo dan turun sebelum Kota Wonosobo sekitar 16 Km tepatnya di Gapura Desa Garung (Pasar Reco). Untuk mencapai jalan pendakian yang menuju ke puncak Gunung Sumbing dari Gapura Desa Garung kita menuju ke Kampung Butuh melalui jalan berbatu, sekitar 0,5 jam dengan jalan kaki atau naik ojek.
Setelah sampai di Kampung Butuh, kita melapor pada pak Zamroni, Kamituwo kampung ini untuk minta ijin pendakian ke Gunung Sumbing. Di rumahnya ini kita bisa bermalam untuk melanjutkan pendakian esok hari atau istirahat sebentar dan melanjutkan pendakian pada malam hari. Untuk kebutuhan air sebaiknya dipersiapkan dikampung ini, karena selama perjalanan kepuncak tidak ada mata air dan kalau kita memerlukan pemandu gunung (porter) kita bisa mendapatkan di desa ini.
Dari Kampung Butuh ini terdapat dua jalur pendakian yaitu Jalur Baru dan Jalur Lama. Jalur Baru di buka karena jalur lama sudah terkena erosi yang menyebabkan jalur agak sulit untuk dilalui. Panjang jalur dari Desa Garung sampai ke puncak Gunung Sumbing lewat jalur lama, 7 Km dan Jalur Baru, sepanjang 0,5 Km.

Jalur Lama

Dari Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, maka kita akan sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan minum.
Setelah sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan - tanjakan yang cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar, lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal menuju Pestan atau Pasar Setan (2.437 m dpl), selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pestan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.

Catatan

Pendakian yang paling ramai pada bulan Agustus - September. Menurut data di buku pendakian di Kepala Desa pendaki tiap tahun dapat mencapai 5.000 orang. Untuk mencari penginapan kita bisa ke Kota Wonosobo karena di Desa Garung tidak ada penginapan. Bila kita ingin menikmati perjalanan di kawasan Gunung Sumbing kita bisa menuju ke Wisata air terjun Curuk Duwur, yang terletak sekitar 2 Km dari pusat Desa Garung/Butuh.  Dari Desa garung kita juga bisa meneruskan perjalanan ke kota Wonosobo dan langsung menuju ke Lembah Dieng (lihat catatan Di Gunung Sindoro).  Jika kita mengalami keadaan darurat kita bisa menghubungi Karang Taruna Desa Garung atau menghubungi Pos Penjagaan Polisi di Kledung dengan frekwensi 147,940 Mhz atau Polsek Wonosobo dan Magelang dengan frekwensi 147.000 Mhz dan disini akan dilakukan koordinasi lebih. 
Dari Pestan jalan semakin curam dan agak sulit di lalui sepanjang 0,5 Km, kita akan menemui batu besar, yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung dari hembusan angin yang keras, tempat ini dinamakan Batu Kotak.
Dari Batu Kotak perjalanan kita teruskan menuju di kawasan Tanah Putih, sekitar 1 jam perjalanan lalu kita dapat langsung menuju ke puncak. Dari Batu Kotak untuk mencapai puncak Gunung Sumbing membutuhkan waktu 2-3 jam lagi perjalanan pendakian.

Jalur Baru

Bila kita ingin melewati jalur baru dari Kampung Butuh kita menuju ke kawasan Boswisen sebelah barat yang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan, melewati jalan berbatu dan menanjak. Boswisen merupakan batas ladang dan hutan pinus milik PERHUTANI dan terdapat pondok yang merupakan Pos I. Pos ini bisa dipergunakan untuk bermalam bila kita tidak bermalam di desa dan pagi harinya kita meneruskan perjalanan.
Dari Pos I Perjalanan kita lanjutkan menuju ke pos II yang dinamakan Pos Gatakan, sekitar 3 Km. Dari pos II perjalanan kita lanjutkan sampai menemui pertigaan, yang merupakan pertemuan jalur lama dan jalur baru, sekitar 1-1,5 jam. Seterusnya perjalanan kita teruskan melewati jalur lama menuju ke puncak. Puncak Gunung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 meter dan beberapa puncak yang runcing dan sulit untuk dicapai. Dari Desa Garung ke puncak membutuhkan waktu 7-8 jam perjalanan, sedang turunnya membutuhkan waktu 5 jam.